Puasa Ramadhan Dan Puasa Sunnah



MAKALAH

PUASA RAMADHAN DAN PUASA SUNNAH

                                                            










Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqh Ibadah
Dosen Pengampuh : H. Sudirman, M.A.

Disusun oleh
Erdini Nur Avianty 19.1200.006
Husnul Khatimah 19.1200.007


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

      Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Puasa Ramadhan dan Puasa Sunnah”.
      Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai referensi sehingga dapat memperlancar perbuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Fiqh Ibadah yaitu Bapak H. Sudirman, M.A. yang telah memberikan penjelasan kepada kami tentang penyusunan makalah ini.
      Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
      Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Puasa Ramadhan dan Puasa Sunnah” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap  pembaca.

                                                                                                      Sidrap, 17 Juni 2020
                                                                                                      Penyusun,


                                                                                                     Kelompok 12



DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………….i
Dafar isi……………………………………………………………………………….......ii
BAB I : PENDAHULUAN
a.       Latar belakang…………………………………………………………………...1
b.      Rumusan masalah………………………………………………………………..1
c.       Tujuan penulisan………………………………………………………………....1
BAB II : PEMBAHASAN
a.       Pengertian Puasa Ramadhan…..……………….…………………………….....2
b.      Syarat Wajib Puasa…..………………………..………………………………...2
c.       Hal-hal yang Membatalkan Puasa………………………………………………3
d.      Hal-hal yang Dibolehkan dalam Berpuasa……………………..……………….5
e.       Hal-hal yang Disunnahkan dalam Berpuasa……………………………………6
f.       Pengertian Puasa Sunnah……………………………………………………….7
g.      Puasa Senin dan Kamis…………………………………………………………9
h.      Puasa 6 Hari Bulan Syawal………………..……………………………………9
i.        Ketentuan Puasa Sunnah………………………………………………………..8
BAB III : PENUTUP
a.       Kesimpulan……………………………………………………………………...7
b.      Kritik dan Saran………...……………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………8










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
     Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat sekarang tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu. Bagi orang yang beriman, ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salaha satu sebab untuk mendapaykan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan pahala kebaikan dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena, segala sesuatu yang diciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti demikebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut, ibadah puasa mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaatdari segi rohani tetapi juga dalam segi lahii. Barang siapa yang melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh Allah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian puasa ramadhan?
2.      Apa syarat wajib puasa?
3.      Apa hal-hal yang membatalkan puasa?
4.      Apa hal-hal yang dibolehkan dalam berpuasa?
5.      Apa hal-hal yang disunnahkan dalam berpuasa?
6.      Apa pengertian puasa sunnah?
7.      Apa pengertian puasa senin dan kamis?
8.      Apa pengertian puasa 6 hari bulan syawal?
9.      Apa ketentuan puasa sunnah?
C.    Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui pengetian puasa ramadhan.
2.      Untuk mengetahui hal-hal yangmembatalkan puasa.
3.      Untuk mengetahui hal-hal yang dibolehkan dalam berpuasa.
4.      Untuk mengetahui pengertian puasa sunnah.
5.      Untuk mengetahui pengertian puasa senin dan kamis.
6.      Untuk mengetahui ketentuan puasa sunnah.
BAB II
PEMBAHASAN
a.      Pengertian Puasa Ramadhan
     Puasa “Saumu” menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menutu istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.”
Firman Allah SWT:
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْكُتِبَ عَلَيْكُم الصِيَامِ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْن
Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
               diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S Al-Baqarah : 183)
b.      Syarat Wajib Puasa
   Syarat wajib adalah ketentuan yang mesti dipenuhi seorang muslim sebelum melaksanakan suatu ibadah. Orang yang belum memenuhi syaat wajib puasa, maka kewajiban puasanya gugur dan ia tidak diharuskan menjalankan puasa. Adapun syarat wajib puasa yaitu:
1.      Berstatus muslim, karena puasa termasuk rukun Islam maka hanya orang muslim dan muslimah yang wajib menunaikan ibadah puasa. Jika seseorang murtad, keluar dari Islam, kewajiban puasa baginya gugur dan ia tidak memenuhi syarat wajib puasa. Syariat keislaman ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah Bin Umar Bin Abu Khattab R.A yang berkata: saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “ Islam didirikan dengan 5 hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selainAllah SWT dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya shalat, dikeluarkan zakat, dikerjakannya haji di baitullah (ka’bah) dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim)
2.      Berakal sehat dan baligh, syarat wajib puasa yang kedua ini bagi seorang muslim adlah ia harus memiliki akal yang sehat, sempurna dan tidak gila. Selain itu, ia juga tidak mengalami gangguan mental dan tidak kehilangan kesadarannya karena mabuk. Seorang muslim yang mabuk tidak terkena hukum kewajiban menjalankan ibadah puasa. Namun, terdapat pengecualian pada orang mabuk dengan segaja, misalnya karena konsumsi minuma keras. Jika disengaja mabuk, maka ia wajib mengganti (qadha) puasanya di hari selain bbulan Ramadhan.
3.       Baligh atau mencapai masa pubertas. Syarat wajib puasa yang kedua ialah telah mencapai status baligh atau pubertas. Bagi laki-laki, ia ditandai dengan keluarnya sperma dari kemaluannya, baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga. Sementara itu, bagi perempuan status baligh ditandai dengan menstruasi.    
4.      Kuat berpuasa, orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa.
c.       Hal-hal yang Membatalkan Puasa
1.      Makan dan minum
     Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah dilakukan dengan sengaja. Kalau tidak sengaja, misalnya lupa tidak membatalkan puasa.
Sabda Rasulullah SAW
Artinya: “barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum”. Hadis riwayat bukhari dan muslim
2.      Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam. Muntah yang tidak disengaja tidaklah membatalkan puasa.
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :  Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW, telah berkata: “ barang siapa terpaksa muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya, dan barang siapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah dia mengqada puasanya.” Hadis riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban.
3.      Bersetubuh
Firman Allah SWT :
                                    اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَتَ الصِيَامِ الرَفَثُ اِلَى نِسَآ ئِكُمْ   
             Artinya : “ dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-
                               istri kamu.” (Al-Baqarah:187)
laki-laki yang membatalkan puasanya dengan bersetubuh diwaktu siang hari dibulan Ramadhan, sedangkan ia berpuasa, maka ia wajib membayar kafarat. Kafarat ini ada 3 tingkat yaitu :
1.      Memerdekakan hamba
2.      Kalau tidak sanggup memerdekakan hamba,maka puasa dua bulan berturut-turut.
3.      Kalau tidak kuat puasa, maka bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan kepada 60 fakir miskin, tiap-tiap orang ¾ liter.
4.      Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan)
    Dari Aisyah. Ia berkata, “kami disuruh oleh Rasulullah SAW. mengqada puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqadha shalat. (hadis riwayat bukhari)
5.      Gila, jika gilaitu datang waktu siang hari, batallah puasa.
6.      Keluar mani dengan sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan atau yang lainnya. Karena keluar mani itu adalah puncak yang dituju orang pada persetubuhan, maka hukumnya disamakan dengan bersetubuh. Adapun keluar mani karena bermimpi, mengkhayal, dan sebagainya, tidak membatalkan puasa.
d.      Hal-hal yang Diperbolehkan dalam Berpuasa
1.       Mandi ketika sedang berpuasa.
     Apabila salah seorang dari kita secara sengaja mandi di saat puasa dengan maksud untuk menyegarkan badan, hal itu tidaklah membatalkan puasa. Kalaupun ada sedikit air yang masuk secara tidak sengaja ke dalam mata atau telinga, maka puasanya tetap sah adanya.
2.      Menggunakan obat tetes mata atau hidung.
     Hal itu tidak termasuk ke dalam kategori yang membatalkan puasa, meski kadang kala terasa sampai ke tenggorokan. Sebab, mata dan hidung bukanlah saluran yang digunakan untuk memasukkan makanan dan sebagainya.
3.      Berkumur-kumur, memasukkan air kedalam hidung ketika berwudhu. Namun, sebaiknya hal itu tidak dilakukan secara berlebihan supaya tidak ada air yang masuk ke tenggorokan dan rongga kepala.
4.      Menelan ludah.
   Debu jalanan dan sejenisnya merupakan tindakan yang tidak membatalkan puasa. Sama halnya dengan mencicipi sedikit masakan asalkan tanpa ditelan.
5.      Mencium istri ketika sedang berpuasa.
tidak batal puasanya asalkan ia mampu menahan syahwatnya. Aisyah r.a meriwayatkan “adakalanya Rasulullah SAW. mencium atau memeluk istrinya ketika beliau dalam keadaan berpuasa. Dan beliau pula yang paling kuat diantara kalian dalam mengendalikan syahwatnya. Meski demikian para ulama tidak menyukai perbuatan tersebut. Sebab dikhawatirkan ada seseorang yang kurang mampu mengendalikan syahwatnya.
e.       Hal-hal yang Disunnahkan dalam Berpuasa
1.      Mengakhirkan Sahur
   Sahur merupakan amalan yang mendatangkan keberkahan sahur. Sahur ialah kegiatan makan sebelum datangnya waktu imsak dan memulai puasa. Dengan makan sahur, tubuh menjadi lebih kuat dalam menjalankan ibadah puasa.
   Rasulullah SAW bersabda:
             من اراد أن يصوم فليتسحر ب شيىء                               
         Artinya : “barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur.” (HR.Ahmad 
                         3/367. Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
2.      Menyegerakan Berbuka
   Berbuka adalah suatu hal yang menggembirakan bagi mereka yang tengah menjalankan puasa. Selain melepas rasa lapar dan haus keutamaan saat berbuka puasa ialah satu dari dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Sebagaimana yang tertuang dalam dalil dibawah ini.
   Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :
      للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء  ربه    
 Artinya : “ bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan (1) kebahagiaan
                   ketika berbuka dan  (2) kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah.” (H.R
                   Muslim no.1151)
3.      Berbuka dengan kurma atau air
   Saat berbuka disunnahkan dengan kurma (jika mudah diperoleh) dan air. Bila tidak ditemukan, maka dapat digantikan dengan yang manis-manis.
4.      Menghindari perkataan kotor
   Amalan sunnah lainnya yakni menjaga lisan saat bulan Ramadhan. Pasalnya, segala perkataan kotor ataupun bohong bisa menggugurkan pahala puasa seseorang.
5.      Memperbanyak sedekah
   Adapun amalan sunnah lainnya yang tidak boleh dilewatkan yakni memperbanyak sedekah.utamanya dengan memberikan hidangan berbuka puasa (ifthar) kepada orang yang berpuasa.
f.       Puasa Sunnah
     Puasa sunnah adalah puasa yang boleh dikerjakan dan boleh tidak, puasa sunnah sering juga disebut dengan puasa tathawu artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Puasa sunnah juga merupakan amalan yang dapat melengkapi kekurangan amalan wajib. Selain itu, puasa sunnah juga dapat meningkatkan derajat seseorang menjadi wali Allah yang terdepan (as-sabiqun al-muqorrobun). Lewat amalan sunnah inilah seseorang akan mudah mendapatkan cinta Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadist qudsi.
وما يزال عبدى يتقرب إلئ با النوا فل حتى أحبه, فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به, وبصره الذى يبضر به ويده التى يبطش بها ورجله التى        
                  يمشى بها, وان سأ لنى لأعطينه, ولئن أستعا ذنى لأعيذنه       
Artinya : “Hamba-ku senantiasa mendekatkan diri pada-ku dengan amalan-amalan sunnah
                 Sehingga aku mencintainya, maka aku akan member petunjuk pada pendengaran
                 yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia
                 gunakan untuk melihat, member petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan
                 untuk melihat member petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk
                 memegang, member petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika
                 ia memohon sesuatu kepada-ku, pasti aku mengabulkannya dan jika ia memohon 
                       perlindungan pasti aku akan melindunginya”.
g.      Puasa Senin dan Kamis
     Puasa Senin-Kamis adalah puasa sunnah yang hanya dilakukan pada hari Senin dan Kamis.  Puasa tersebut adalah puasa yang sering diamalkan oleh Rasulullah SAW. semasa hidupnya. Suatu hari, beliau ditanya oleh seorang sahabat tentang sebab melaksanakan puasa Senin dan Kamis. Lalu, beliau pun bersabda yang artinya:
   “ Berbagai amalan dihadapkan pada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi).
     Puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunnah yang sangat istimewa dari sisi pemilihan hari. Puasa tersebut membagi satu minggu menjadi dua bagian. Kedua bagian itu berfungsi memelihara aspek spiritualitas dan kesehatan.
     Lantas, apakah keutamaan puasa Senin Kamis yang membedakannya dengan puasa-puasa sunnah lain? Puasa Senin Kamis memiliki keutamaan menjauhkan diri dari perbuatan dosa, seperti su’udzan (berprasangka buruk), mendekati perbuatan zina, memperolok sesama manusia, membicarakan aib orang lain, permusuhan, dan sebagainya. Puasa Senin dan Kamis adalah pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala  noda kebersihan atas karya-karya manusia. Pernyataan Allah akan pahala bagi orang yang berpuasa tidak diragukan lagi.
h.      Puasa 6 Hari Bulan Syawal
     Selepas Puasa Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa 6 hari pada bulan Syawal hukumnya Sunnah, umat Islam sangat dianjurkan untuk menjalankan ibadah ini. Puasa 6 hari pada bulan Syawal dianjurkan Nabi Muhammad SAW Karena keagungan pahala dan besarnya ganjaran yang disiapkan Allah SWT bagimereka yang melaksanakan ibadah ini. Umat Islam yang melaksanakan puasa syawal akan diganjar pahala, seakan-akan ia berpuasa selama setahun penuh.
    Keutamaan puasa 6 hari bulan syawal diterangkan dalam hadis riwayat dari Abu Ayyub Al-Anshari : Siapa saja yang puasa Ramadhan kemudian mengiringnya dengan 6 hari dari syawal, seperti berpuasa setahun penuh.” (HR.Tirmidzi)
     Keutamaan lain dari puasa 6 hari pada bulan syawal juga dijelaskan dalam hadis riwayat dari Ibnu Umar, ia berkata Rasulullah SAW bersabda: “ Siapa yang menjalankan puasa Ram adhan dan menyertai dengan puasa 6 hari pada bulan syawal maka keluar dosa-dosa dari dirinya seperti dia baru dilahirkan oleh ibunya,” (HR. Thabrani).
i.        Ketentuan Puasa Sunnah  
1.      Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puassa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
2.      Boleh menyempurnakan atau membatalkan puasa sunnah.
3.      Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizin suaminya.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
   Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh hamba Allah yang bertakwa, didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan rohani, puasa sendiri dibagi menjadi dua macam yaitu puasa wajib dan puasa sunnah.
   Puasa wajib adalah puasa yang wajib dikerjakan yang dilaksanakan mendapat pahala dan tidak dilaksanakan mendapat dosa. Sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang boleh dikerjakan ataupun tidak. Puasa haruslah dilakukan pada selain hari-hari yang telah diharamkannya dan dalam menjalankannyapun harus menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, diantaranya muntah dengan sengaja, ragu, berubah niat, dan lain sebagainya.
   Puasa mengandung banyak hikmah baik dalam segi kejiwaan seperti membiasakan sabar dan perilaku baik. Dalam segi social seperti sikap saling tolong menolong, dalam segi kesehatan seperti membersihkan usus, dan dalam segi rohani yaitu selalu berdzikir kepada Allah.
b.      Saran     
        Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati dengan kesempurnaan makalah selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA
Hanistinurjanah.blogspot.com/2015/02/makalah-puasa-wajib-dan-puasa-sunnah.html?m=1  
https://www.google.com/amp/s/zakiy0anugrah.wordpress.com
https://www.slideshare.net/mobile/navenAbsurd/makalah-fiqih-puasa
https://www.google.com/amp/s/beritagar.id/artikel-amp/ramadan/7-hal-yang-diperbolehkan-saat-berpuasa
https://dalamislam.com/info-islami/hal-hal-yang-disunnahkan-dalam-berpuasa
kumpulanmakalahkuliahlengkap.blogspot.com/2017/02/makalah-puasa-sunnah.html?m=1
azizahchoeriyah.blogspot.com/2016/12/puasa-senin-kamis.html?m=1



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Puasa Ramadhan Dan Puasa Sunnah"

Posting Komentar